Selasa, 21 April 2015

Aku Kira

Aku kira... hubungan yang begitu dekat itu akan berlanjut. Setelah beberapa bulan, aku yang awalnya biasa biasa saja mendengar namamu menjadi sangat menantikan pesan BBM dari kamu. Aku yang menjadi sangat nyaman menceritakan segala keluh kesahku tanpa malu malu, mengoceh bagai burung perkutut tanpa pernah kehabisan kata, dan seharian tanpa tidur asal kau temani.

Aku kira... impian membawa sepasang gaun bersamamu lalu kita berfoto di sebuah puncak gunung yang begitu indah, entah yang dinamakan photo couple atau prewedding atau apalah itu terwujud.

Aku kira... malam malamku tak akan sepi lagi, karena dongeng dongeng dan lagu lagu yang sebenarnya aneh itu akan mengggandengku membawa ke alam tak sadar.

Aku kira,,, saat keanehan terjadi. saat aku tak sengaja menatap jam dan menit dengan angka yg sama. Hampir setiap hari dan berkali kali .. aku kira itu pertanda kau sedang merindukanku. karena seperti itu yang ku tahu dari bacaan yang pernah ku baca.

Ah... tapi itu semua hanyalah perkiraan yang meleset begitu jelas.
aku sudah terbiasa dan seperti ini bukan pengalamanku yang pertama. Itu kenapa, sejak awal aku berusaha hati hati dengan hatiku ini. Dari awal aku juga meyadari bahwa kita begitu sulit,"aku itu siapa??""bukan siapa siapa" kata yang selalu ku tanam kuat di fikiran,  itu mengapa aku tidak begitu terjatuh saat kau tiba tiba menghilang.
Ya, keadaan seperti ini sudah kupersiapan. Walau setiap malam aku memohon kepada Tuhan agar kita dibersamakan, aku sudah siap siap untuk keadaan seperti ini.

Tak seperti yang ku kira, karena aku yang sudah siap terjatuh, aku yang berusaha untuk tidak sakit, ternyata tidak bisa menahan rasa rindu. Rasa rindu yang mengebu tapi tidak ada alasan untukku bertemu denganmu, jauh lebih sakit dari pada saat aku sadar bahwa kau akan meninggalkanku kala itu.

Aku lelah menahan air mata.... entah apa namanya...karena ini memang bukan salahmu, kamu tidak pernah menyakitiku, kamu tidak salah, kamupun tak pernah berbohong. ini hanya soal ilusi dan harapanku yang terlalu berlebih.

Aku tidak memohon kepada Tuhan agar aku segera bisa melupakanmu, karena itu tak akan terjadi. Aku percaya pada sang waktu yang akan menyembuhkan.
Aku sudah biasa. Tak apa. :D
 ^_~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar